quizzical

Berbagi Pengetahuan, Pengalaman dan Mimpi

Tuesday, September 19, 2006

Camping Konservasi


Sabtu kemarin (16 sept 06)aku diundang oleh TN Bunaken untuk memberikan materi keanekaragaman hayati pada acara "camping konservasi". Acara ini ditujukan untuk anak-anak SMU se Manado. Pesertanya sebanyak 30 siswa yang berasal dari SMU 3, SMU 4, SMU 5 dan SMU 6 Manado, serta MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Model Manado.

Jam 6.30 terima SMS dari Gatot (TN Bunaken), isinya "Pagi..Pak,Kami panitia kemah konservasi mau ingatkn acr materi dr wcs hr ni jam 8 d meras.kami tnggu.makash ". Nah lho....gimana ini, sedangkan menurut rencana materinya sesudah dari KSDA sekitar jam 9 am. Sementara janjian dengan Toar untuk dijemput jam 7, soalnya perjalanan ke Meras sekitar 1,5 jam. SMSnya saya jawab "kita baru bisa tiba dilokasi jam 9" dan dibalas lagi oke di tgg.

Jam 7 lebih sedikit Toar tiba dan kita langsung cabut, lewat politeknik, buha, sumompo (lokasi TPA= tempat pembuangan akhir sampah) dan tembus di pasar Tuminting. Sebenarnya kita berdua belum tahu di mana sebenarnya lokasi camping. Gatot kita hubungi dan katanya di dekat kantor seksi TN Bunaken di Meras.
Hampir jam 9 tiba di lokasi yang pas disamping ktr seksi Meras. Tenda-tenda dibangun tepat dipekarangan kantor dan rumah dinas kepala seksi difungsikan sebagai dapur umum.

Saat tiba ternyata peserta masih pada mandi, bahkan ada beberapa yang belum bangun. Kami langsung dipersilahkan sarapan bersama-sama dengan p' Enjang dari ksda yang kebtulan belum lama tiba.
9.30 kita dipersilahkan untuk menyampaikan materi di ruangan kantor seksi, walaupun masih ada peserta yang belum mandi. Lagi asyik menjelaskan tentang pengertian dan manfaat kehati saya disodorin secarik kertas dari panitia, yg berbunyi (ting..tong...he.he.he) "waktunya tinggal 5 menit pak yg artinya lima menit lagi akan diisi dengan materi dari ksda. Padahal materinya dipersiapkan untuk 1,5 jam. Hal-hal yang disampaikan masih berupa pengantar dan belum menjelaskan ttg potensi kehati Sulawesi beserta contoh-contohnya.

Pastilah para peserta yg masih ABG ini belum seluruhnya mengetahui jenis-jenis apa saja yang bisa dijumpai di Pulau Sulawesi. Bahkan pengelompokkan satwa belum mereka pahami dengan pasti. Hal ini terbukti pada saat dilakukan permainan untuk mengumpulkan tiap jenis berdasarkan kelompok, semuanya masih salah. Oh iya, permainan ini diberikan setelah diadakan praktek lapangan.

Praktek lapangan diberikan setelah penyampaian materi oleh ksda. Seluruh peserta dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok pertama bersama mengikuti ksda yg memberikan praktek inventarisasi pohon, sedangkan kelompok kedua bersama saya untuk mengenal ekosistem yang ada. Tak lupa pula di masing-masing kelompok diberikan GPS dengan pesan "terserah apa saja yang akan disampaikan kepeserta berkaitan dengan GPS dan materi praktek" nah loh!

Setelah dipikir-pikir, peserta diperkenalkan terlebih dahulu dengan benda yang bernama GPS beserta kegunaannya. (Ternyata seluruh peserta baru kali ini melihat alat ini). Kemudian diajarkan bagaimana cara penggunaannya. Seluruh anggota kelompok dipersilahkan untuk melihat, merasakan dan mempraktekkan cara penggunaan GPS. Selanjutnya untuk praktek berdasarkan materi, peserta di minta untuk mengidentifikasi tipe ekosistem dilokasi praktek serta mencatat seluruh keanekaragaman hayati yang dijumpai. Tentunya setiap spesies yang dicatat hanya diminta untuk menuliskan nama lokalnya saja berdasarkan pengetahuan yg dimiliki. Sangat tidak memungkinkan apabila dengan materi yg singkat ini mereka diminta untuk mengetahui nama ilmiahnya.
Pukul 11.30 kelompok kita sudah selesai dengan praktek ekosistem. Tak lupa pula kepada peserta diminta untuk mencatat lokasi praktek berdasarkan koordinat yg didapat dengan GPS. Karena kelompok yg satu belum selesai, maka diadakan permainan dikelompok kita.Permainan ini masih ada hubungannya dengan materi yang disampaikan. Namanya "kartu spesies", yaitu permainan yang di tiap kartu dicantumkan satu spesies. Sebelum permainan dimulai peserta dibagi menjadi empat kelompok kecil. Tugas mereka adalah mengumpulkan 5 buah kartu spesies berdasarkan kelompoknya, seperti: mamalia, ikan, burung, pohon dan primata.

Aturannya, kartu yang ada diletakkan ditengah arena dengan masing-masing kelompok mengelilingi dengan jarak yang sama. Pada saat dimulai setiap kelompok mengutus satu anggotanya untuk mengambil satu kartu secara acak. kemudian anggota yg lain secara bergamtian mengambil krtu sesuai dengan kelompok dari kartu yg diambil pertama. Kelompok yg mengumpulkan lima kartu yg tercepat yg menjadi pemenang, tentunya dengan kelompok kartu yang benar.

Pada saat permainan dimulai, terlihat kesibukan dimasing-masing kelompok untuk menemukan kartu yang sesuai. Lima menit berlalu mereka diminta kembali ketempatnya masing-masing dengan lima kartu dikelompoknya. Kemudian setelah diperiksa kartu dari tiap kelompok, diketahuilah bahwa sebagian besar mereka masih bingung dalam hal pengelompokan spesies. Kelompok yang memilih ikan ternyata mangambil pula kartu yang bertuliskan Paus & Duyung, demikian pula kelompok burung mengoleksi kartu Paniki (kelelawar), yg lebih memprihatinkan yaitu kelompok Primata mengambil kartu Anoa.

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman mereka tentang keanekaragaman hayati masih sangat minim sehingga kegiatan seperti ini perlu ditingkatkan. Dan yang lebih penting waktu penyampaian materi diperbanyak sekalian dengan prakteknya. Kayaknya aku perlu membuat blog ttg keanekaragaman hayati Sulawesi.

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Ada cewe-cewe cantik nyanda? :P

4:27 PM  
Blogger E M said...

ada donk! masih tore-tore lei!

11:21 AM  

Post a Comment

<< Home